
Gambar 1. Presentasi CCTP Karya Natasha Ophelia E.H dan Patricia Josephine E.S. kelas XII yang Berjudul Pengaruh Durasi Mendengarkan Musik Instrumental Tiongkok Pada Konsentrasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas 12 SMA Budi Utama Tahun Ajaran 2024/2025
Yogyakarta, Mei 2025 — Kegiatan Creative Critical Thinking Project (CCTP) untuk siswa kelas XII SMA Budi Utama Yogyakarta telah dimulai sejak awal Tahun Pelajaran 2024/2025. Kegiatan ini dihadirkan bertujuan untuk menjawab rendahnya kemampuan literasi siswa generasi alpha akibat paparan media sosial secara berlebih dan mulai berdampak dan mengejala terjadinya brainrot. Kegiatan ini juga menjadi perwujudan secara nyata pembelajaran Deep Learning yang menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna dan mengembirakan, dengan pemberian pengalaman pada tingkat memahami, mengaplikasi dan merefleksi, melalui aktivitas olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga. Pembelajaran Deep Learning merupakan langkah menwujudkan 8 profil lulusan, yaitu keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Kreativitas, Kemandirian, Komunikasi, Kesehatan, Kolaborasi dan Penelaran Kritis.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan karakter Santun, Tekun, Jujur, Disiplin, Peduli Sesama dan Lingkungan yang menjadi ciri khas SMA Budi Utama. Isu yang diangkat dalam kegiatan ini disesuaikan dengan kekhasan Sekolah Tiga Bahasa yaitu penggunaan bahasa asing yang kini semakin meluas di masyarakat dengan tema “Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris Sahabat Bergaul di Dunia Global”.
Perwujudan prinsip pembelajaran berkesadaran pada tingkatan memahami, siswa kelas XII SMA Budi Utama dibimbing oleh guru-guru bahasa dan guru KIR dimulai dengan observasi di seputaran Malioboro, Pasar Beringharjo, Kampung Ketandan dan Kraton Yogyakarta. Hasil observasi dibawa ke Focus Group Discussion (FGD) agar lebih terarah dan mengerucut. Observasi selanjutnya adalah penelusuran literasi jurnal untuk menemukan penelitian terdahulu terkait dengan fenomena yang ditemukan dari observasi lapangan, sekaligus menemukan gap riset yang ada. Langkah berikutnya melakukan diskusi untuk menemukan novelty (kebaruan) dari penelitian yang akan dilakukan beserta dampak potensial dari penelitian (benefit risetnya) sehingga siswa menjadi sadar dan memahami adanya permasalahan sebagai bentuk latihan karakter peduli sesama dan lingkungan.
Pemahaman belajar selanjutnya adalah merangkai poin-poin penting yang didapatkan dari obsevasi menjadi latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, makna penelitian dan menyusun hiptesis (jika ada). Pada tahap ini pembimbing dan siswa harus benar benar fokus agar hasil observasi dan literasi terkawal secara sistematis, logis dengan urutan melalui cara berpikir kritis dan kreatif sehingga tulisan siswa mampu memunculkan alternatif solusi dari suatu permasalahan dengan tegas dan jelas. Pada saat melakukan observasi siswa melakukan aktivitas olah raga, olah rasa, olah hati dan olah pikir yang menunjukkan adanya latihan karakter ketekunan dan kedisiplinan.
Pembimbingan berikutnya adalah mengenalkan siswa tentang cara dan teknik menuliskan tinjauan pustaka. Pada tahapan ini siswa diajak untuk mengkritisi variabel yang tertulis pada rumusan permasalahan untuk pedoman mencari dan menulis kajian pustaka sebagai acuan untuk menuliskan metode dan analisis data pada bab-bab selanjunya. Pembimbingan diilanjutkan dalam penyusunan metode penelitian dan pengambilan data di lapangan. Pada tahapan ini siswa melakukan olah pikir, olah rasa dan olah hati yang juga merupakan latihan karakter santun dalam sitasi jurnal dan buku, karakter tekun untuk mememukan jurnal dan buku sebagai sumber pustaka.
Perwujudan prinsip belajar bermakna pada tingkatan mengaplikasi adalah saat mendampingi siswa pada tahap pengorganisasian data dan analisis data menuju penarikan kesimpulan. Mempraktikan pengorganisasian data ke dalam bentuk tabel yang menghubungkan antarvariable, grafik, bahkan menggunakan analisis statistik dan diskriptif sampai menarik kesimpulan. Pada konteks ini aktivitas siswa dan guru berupa oleh raga, olah rasa, olah hati dan oleh pikir yang merupakan latihan karakter disiplin dalam cara pengambilan data, karakter jujur karena tidak diperbolehkan memanipulasi data.
Gambar 2. Suasana Ujian CCTP Kelas XII Tahun Ajaran 2024/2025
Perwujudan prinsip pembelajaran mengembirakan pada tingkatan merefleksi adalah kegiatan presentasi hasil penelitian pada bulan April 2025. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi dan apresiasi atas kerja keras dan kerja cerdas siswa dalam kegiatan CCTP, tetapi juga refleksi tumbuh kembang karakter kebudiutamaan secara terbuka. Lebih dari itu juga menjadi ajang adu ide dan gagasan baru dari generasi alpha sekaligus sebagai wahana untuk meningkatkan ketrampilan public speaking.
Kegiatan CCTP SMA Budi Utama di atas telah terbukti menanamkan nilai keilmuan yang berkesadaran, bermakna dan mengembirakan pada tingkatan memahami, mengaplikasi dan merefleksi. Lebih dari itu, CCTP bukan hanya menjadi wahana bertumbuhnya karakter kebudiutamaan santun, tekun, jujur, disiplin, peduli sesama dan lingkungan, tetapi juga secara nyata melatih siswa mempunyai ketrampilan berpikir ilmiah seperti berpikir kritis, analitis, logis, dan peka serta solutif pada problem di lingkungannya. Dan juga mempunyai ketrampilan ilmiah seperti mandiri, komunikatif, jujur, tekun dan setia, terbuka dan saling menghargai serta bekerja sama. Paket lengkap berkarakter budi utama, berkemampuan berpikir ilmiah dan berketrampilan ilmiah akan menjadi modal soft skills dan meta skills yang sangat baik dan kuat menuju keberhasilan di jejang perkuliahan. Siswa Kritis dan Kreatif Modal Menjadi Bangsa yang Kuat.
Penulis: Sinta Ikawisudawati